Selasa, 01 Mei 2012

TEKNIK APERSEPSI UNTUK PENDIDIK




Ketika mengikuti kegiatan plan-satu dari tiga kegiatan dalam lesson-study bersama Mr. Rio Suzuki dari Jepang, pertanyaan pertama yang ia ajukan kepada guru model adalah “bagaimana apersepsinya”. Pertanyaan itu menunjukan bahwa apersepsi punya kedudukan penting dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga tak berlebihan jika Munif Chatib (Gurunya Manusia, 2011:77) menyatakan bahwa menit-menit pertama dalam proses belajar adalah waktu yang terpenting untuk satu jam pembelajaran selanjutnya. Pada menit-menit pertama itulah apersepsi bisa dilaksanakan.
Dalam sejarahnya orang yang pertama kali mengenalkan istilah teori apersepsi adalah johan friedrich herbart (1776-1841), seorang psikolog, filsuf, sekaligus guru ahli yang berasal dari Jerman. Kenyataan bahwa interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran sangat dinamis dan kompleks sehingga sulit dijelaskan secara sederhana, telah mendorong herbart untuk menemukan teori apersepsi. Namun dalam prakteknya, melakukan apersepsi tidaklah mudah. Kesulitannya, bukan hanya disebabkan oleh kurangnya penguasaan guru terhadap apersepsi, tapi juga banyak guru yang beranggapan bahwa penguasaan apersepsi hanya berpengaruh kecil terhadap proses pembelajaran. Karenanya, tidak sedikit guru yang ketika masuk kelas langsung mengajarkan materi pelajaran.
Salah satu teknik apersepsi yang bisa dilakukan adalah Fun Story atau cerita lucu. Fun story atau cerita lucu yang disampaikan oleh guru pada 5 menit sebelum belajar dimulai akan dapat membuat otak anak siap untuk belajar. Dengan cerita lucu anak akan merasa relaks dan senang yang ditandai dengan rona wajah yang ceria, tersenyum, bahkan tertawa. Munif Chatib menyebut kondisi tersebut sebagai Zona Alfa. Kondisi alfa adalah tahap paling iluminasi (cemerlang) proses kreatif otak seseorang. Kondisi ini dikatakan sebagai kondisi paling baik untuk belajar. Sebab, neuron (sel saraf) sedang berada dalam suatu keseimbangan. Yaitu, ketika sel-sel saraf seseorang melakukan tembakan impuls listrik secara bersamaan dan juga istirahat secara bersamaan sehingga timbul keseimbangan yang mengakibatkan kondisi relaksasi seseorang (Munif,2011:90).
Fun Story bisa diperoleh dengan berbagai cara. Seperti, dari pengalaman pribadi, cerita dari pengalaman orang lain, buku-buku humor, internet dan yang lainnya. Yang terpenting ada kemauan kuat dari guru untuk mendapatkannya. Berikut adalah satu contoh cerita lucu yang bisa disampaikan oleh guru sebelum belajar.
"anak-anak, semalam bapak mendapat kiriman e-mail dari seorang sahabat tentang cerita yang luar biasa. Dia bercerita bahwa ada seorang pemuda yang punya kuda ajaib. Ya, ajaib sebab kuda itu punya password atau kata kunci. Jika ingin membuat kuda itu mulai berjalan, passwodrnya kita ucapkan alhamdulilah. Tanpa ucapan itu, si kuda tidak akan mau jalan. Sebaliknya, jika ingin berhenti, kata kuncinya adalah bismillah.
Sang pemuda membawa kuda itu ke kota yang ramai dan bertemu dengan teman lamanya. Melihat kuda yang demikian bagus, sang teman ingin meminjam dan menaiki kuda tersebut. Awalnya, si pemilik kuda menolak, tetapi karena dipaksa, akhirnya pemuda itu rela meminjamkan kuda ajaibnya dan memberikan password-nya.
Begitu diberi tahu, sang teman menaiki kuda dan mengucapkan alhamdulillah sehingga langsung meringkik dan berlari. Karena senang is kembali mengucapkan alhamdulillah sehingga kuda berlari tambah kencang, keluar dari kota, memasuki hutan, dan menuju jurang menganga. Penunggang kuda sangat panik sampai lupa kata kunci untuk berhenti. Jurang di depan tinggal 20 meter lagi, dia masih lupa password untuk berhenti. Jurang sudah berjarak 10 meter, 5 meter, 2 meter. Pada detik terakhir, dia teringat kata kunci untuk menghentikan kuda, lalu meneriakan bismillah. Kontan si kuda berhenti di bibir jurang. Begitu melihat dirinya selamat, sang penunggang kuda mengucapkan alhamdulillah. Kalian bisa menebak sendiri bagaimana akhir seritanya". (Media Pembinaan : 2012. Hal. 46-47).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar