Senin, 08 Agustus 2011

Proposal Penelitian Kuantitatif

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik dan dibina agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara berkoordinasi dan terarah. Dengan Demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.
Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang kemudian atas prakarsa sendiri dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan ke arah pengetahuan yang lebih maju.
Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.
Kegiatan-kegiatan siswa di sekolah khususnya kegiatan ko/ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum.
Yang dimaksud dengan kegiatan terkoordinasi di sini adalah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan program yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler dibimbing oleh guru, sehingga waktu pelaksanaan berjalan dengan baik.
Seperti pada umumnya, kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 3 Surakarta yang pada umumnya disebut subsie atau organisasi sekolah juga memberikan wadah bagi para siswa siswinya untuk menyalurkan bakat, minat, dan kemampuannya.
Disisi lain, keberadaan ekstrakurikuler di SMAN 3 Surakarta ternyata menjadi “pelarian” bagi siswa yang jenuh dengan proses belajar mengajar. Kegiatan ekstrakurikuler yang semestinya didampingi guru pembina disalahgunakan oleh beberapa oknum untuk “mencuri” waktu di sela-sela kegiatan belajar-mengajar siswa di sekolah.
Hasilnya, beberapa siswa ketinggalan pelajaran akademik yang didapat pada proses belajar mengajar dan hal ini dapat berakibat menurunnya nilai atau prestasi belajar siswa di sekolah. Apakah benar demikian?.
Berdasarkan keterangan di atas penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh
Ekstrakurikuler dengan Prestasi Belajar Siswa XI SBI SMAN 3 Surakarta”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 3 Surakarta dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa XI SBI ?
2. Apakah kegiatan ekstrakurikuler dapat menyita waktu belajar baik di
sekolah maupun di rumah?
3. Apakah dampak positif dan dampak negatif diadakannya kegiatan
ekstrakurikuler di SMAN 3 Surakarta?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 3 Surakarta dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa XI SBI.
2. Mengetahui apakah kegiatan ekstrakurikuler dapat menyita waktu belajar
baik di sekolah maupun di rumah.
http://htmlimg4.scribdassets.com/ipyzcrd26h9neo/images/4-18b2172c1c/000.png
3. Mengetahui dampak positif dan dampak negatif kegiatan ekstrakurikuler.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hakikat Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah wadah pembentuk karakter siswa dalam lingkungan sekolahyang bertujuan untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan dan kemampuan sosial melalui berbagai aktivitas, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan materi kurikulum (http://sman1bergas.sch.id, 2008 : online).
Kegiatan ini menjadi salah satu unsur penting dalam membangun kepribadian murid. Seperti yang tersebut dalam tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1987) sebagai berikut:
1.
Kegiatan
ekstrakurikuler
harus meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor.
2.
Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
3.
Dapat
mengetahui,
mengenal
serta
membedakan antara hubungan satu
pelajaran dengan pelajaran lainnya.
Dari tujuan ekstrakurikuler di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrakurikuler erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat bertambah wawasan mengenai mata pelajaran yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas dan biasanya yang membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah guru bidang studi yang bersangkutan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga siswa dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Salah satu ciri kegiatan ekstrakurikuler adalah keanekaragamannya, hamper semua minat remaja dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler.
Hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran ekstrakurikuler dan berdampak pada hasil belajar di ruang kelas yaitu pada mata pelajaran tertentu yang ada hubungannya dengan ekstrakurikuler yaitu mendapat nilai baik pada pelajaran tersebut. Biasanya siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler akan terampil dalam berorganisasi, mengelola, memecahkan masalah sesuai karakteristik ekskul yang digeluti.
2.2 Hakikat Prestasi Belajar
2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari
suatu
kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu (Asnawi, 2009: 5)
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar
siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
1) Faktor internal
a. Faktor fisiologis
Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.
b. Faktor psikologis
i. Intelegensi, faktor
ini
berkaitan
dengan
Intellegency Question (IQ) seseorang
ii. Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan pemahaman dan kemampuan yang mantap.
iii. Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
iv. Motivasi, merupakan keadaan internal organisme
yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
v. Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yag akan datang.
2) Faktor eksternal
a. Faktor sosial, yang terdiri dari:
i. Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar
artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia (Ridwan, 2008 : online).
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
ii.
Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
iii.
Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
b. Faktor non sosial, yang meliputi keadaan dan letak
gedung sekolah, keadaan dan letak rumah tempat
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik dan dibina agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara berkoordinasi dan terarah. Dengan Demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.