Jumat, 22 April 2011

Pengaruh Akhlak Guru



 BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang   
            Anak didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat. Belajar anak didik tidak mesti harus selalu berinteraksi dengan guru dalam proses interaksi edukatif. Dia juga bisa belajar mandiri tanpa harus menerima pelajaran dari guru di sekolah. Bagi anak didik belajar seorang diri merupakan kegiatan yang dominan, setelah pulang sekolah anak didik harus belajar di rumah, mereka mungkin menyusun jadwal belajar pada malam, pagi dan sore hari, demikian lah anak didik selalu belajar dengan jadwal belajar yang telah diprogramkan

         
            Tokoh-tokoh aliran behaviorisme beranggapan bahwa anak didik yang melakukan aktivitas belajar seperti membaca buku, mendengarkan penjelasan guru, mengarahkan pandangan kepada seorang guru yang menjelaskan di depan kelas, termasuk ke dalam kategori belajar, mereka tidak melihat ke dalam fenomena psikologis anak didik. Apakah anak didik menguasai buku yang telah di baca, apakah sudah betul-betul menguasai dan mengerti penjelasan guru, bukanlah masalah bagi para penganut aliran behaviorisme, yang penting bagi mereka, bila seorang telah melakukan aktivitas belajar, itulah belajar, aliran ini berpegang pada realitas yang terlihat dengan
kasat mata dengan mengabaikan proses mental dengan segala perubahannya sebagai akibat dari aktivitas belajar tersebut. Karenanya, anak didik selalu menjadi persoalan dalam proses pendidikan.
            Mengajar bukan tugas yang ringan bagi guru. Konsekuensi tanggung jawab guru juga berat. Di kelas, guru akan berhadapan dengan sekelompok anak didik dengan segala persamaan dan perbedaannya. Sikap dan perilaku anak didik bervariasi dengan indikator pendiam, suka bicara, suka mengganggu, aktif belajar, gemar menggambar, gemar menulis, malas, sebagai anak didik mereka masih memerlukan bimbingan dan pembinaan dari guru supaya menjadi anak yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri serta bertanggung jawab atas perbuatannya.
            Karena tugas guru yang berat itu, maka mereka yang berprofesi sebagai guru harus memiliki rasa tanggung jawab dan memiliki perasaan bahwa akhlak dan prilaku guru itu dapat ditiru oleh siswanya baik itu akhlak yang baik maupun akhlak yang buruk.
B. Rumusan Masalah          
berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:          
1.      Bagaimana pengaruh akhlak guru terhadap perkembangan psikologi anak didik dalam proses pembelajaran?
2.      Apa dampak positif dan negatif dari akhlak guru terhadap kepribadian peserta didik?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam penyusunan makalah ini adalah :    
1.      Untuk mengetahui pengaruh akhlak guru terhadap perkembangan psikologi anak didik dalam proses pembelajaran
2.      Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari akhlak guru terhadap kepribadian peserta didik





BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengaruh Akhlak Guru
A. Pengaruh Guru Dalam Proses Belajar   
            Anak didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Di sekolah anak didik belajar menurut gaya mereka masing-masing. Perilaku anak didik bermacam-macam dalam menerima pelajaran dari guru, seorang anak didik dengan tekun dan penuh konsentrasi menerima pelajaran dari guru dan terkadang anak didik meniru gaya dan akhlak gurunya maka dari itu akhlak guru begit mempengaruhi akhlak siswa, terkadang siswa juga mengambil kesempatan membicarakan hal-hal lain dari gurunya yang terlepas dari masalah pelajaran.          Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, permasalahan yang timbul dari perilaku anak didik bermacam-macam ada yang meniru gurunya ketika pelajaran sedang berlangsung di kelasada jga yang meniru kebiasaan-kebiasaan guru.
B. Setiap Anak Didik Berbeda Kepribadian
            Kalau persoalan perbedaan anak didik ini tidak mendapat empati dalam pendidikan tradisional, maka dalam pendidikan modern masalah perbedaan individual anak ini mendapatkan perhatian prioritas dengan memperhatikan perbedaan individual anak ini diharapkan guru jangan lagi mengulangi kesalahan-kesalahan dalam menilai anak didik sebagai pribadi. Kesalahan itu misalnya guru tidak mengindahkan perbedaan individual dan mewujudkan pelajaran kepada anak-anak yang sedang, terlampau banyak memperhatikan anak-anak yang bodoh atau yang pandai bagi kesanggupan anak.     
            Perbedaan individual anak didik cukup banyak, yang semuanya merupakan ciri dan kepribadian anak didik sebagai individu. (Suharismi Arikunto; 1990 : 3) melihat kepribadian anak didik itu mencakup aspek jasmani, agama, intelektual, sosial, etika, dan estetika. Semuanya sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Aspek diatas kendati semuanya dimiliki oleh anak didik. Karenanya, setiap anak didik punya keunikan sendiri-sendiri atas dasar keadaan yan demikian secara ideal perlakuan terhadap anak didik harus berbeda seutuhnya.           
            Diakui oleh Abu Ahmadi (1991:108) bahwa anak didik selain ada perbedaannya. Juga ada persamaannya, paling tidak ada beberapa persamaan dan perbedaan yang harus mendapatkan perhatian seperti pada aspek kecerdasan (Inteligensi), kecakapan, prestasi, bakat, sikap, kebiasaan, ciri-ciri jasmaniah, minat, cita-cita, kebutuhan, kepribadian dan pola-pola dan tempo perkembangan serta latar belakang lingkungan.        
C. Belajar Berdasarkan Prinsip Tertentu    
            Telah dipahami bahwa belajar adalah berubah. Berubah berarti belajar, tidak berubah berarti tidak belajar. Itulah sebabnya hakikat belajar adalah perubahan tetapi tidak semua perubahan berarti belajar.     
            Setelah melakukan kegiatan belajar didapatkan hasil yang efektif dan efisien tentu saja diperlukan prinsip-prinsip belajar tertentu yang dapat melapangkan jalan ke arah keberhasilan belajar. Oleh karena itulah, beberapa prinsip belajar berikut ini perlu ditelaah oleh guru dengan seksama untuk mendapatkan kemudahan dalam menerangkan ke dalam kegiatan belajar baik di rumah maupun di sekolah. 
1. Prinsip Bertolak Dari Motivasi      
            Motivasi untuk belajar adalah penting dalam melakukan kegiatan belajar. Motivasi merupakan pendorong yang dapat melahirkan kegiatan bagi seseorang. Seseorang yang bersemangat untuk menyelesaikan suatu kegiatan karena ada motivasi yang kuatir dalam dirinya. Motivasi sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk suatu kegiatan nyata untuk mencapai tujuan tertentu.   
Motivasi merupakan faktor menentukan dan berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat belajar. Sebaliknya
guru yang memotivasi lemah, tampak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, sering meninggalkan pelajaran, akibatnya banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar dan banyak pla siswa yang membangkang terhadap apa yang dianjurkan oleh guru. Akhirnya, motivasi mempunyai arti yang sangat penting dalam belajar. Fungsi motivasi yang terpenting adalah sebagai pendorong timbulnya aktivitas, sebagai pengarah, dan sebagai penggerak untuk melakukan suatu pekerjaan           
2. Prinsip Pemusatan Perhatian          
Dalam belajar di perlukan pemusatan perhatian. Tanpa ini perbuatan belajar akan menghasilkan kesia-siaan. Ketidakmampuan seseorang berkonsentrasi dalam belajar di sebabkan buyarnya perhatian terhadap suatu obyek. Hal inilah yang tidak di inginkan oleh siapapun yang sedang belajar.
     
3. Prinsip Pengambilan Pengertian Pokok     
belajar yang berhasil adalah ditandai tersimpan nya sejumlah kesan didalam otak. Agar sebagian besar kesan-kesan itu dapat tersimpan didalam otak adalah tidak mudah, seperti membalikkan telapak tangan. Pokok pikiran itu di namakan “topik”, topik itulah yang di kembangkan menjadi sebuah paragraf. Pengambilan pengertian pokok mempercepat penguasaan bahan yang telah di pelajari.
         
4. Prinsip Pengulangan           
belajar bukanlah proses dalam kehampaan, tetapi ber proses dengan penuh makna, agar kesan-kesan itu mudah diangkat ke alam sadar diperlukan frekuensi pengulangan dengan memanfaatkan kesan-kesan berupa ilmu pengetahuan itu, sesering mungkin. Artinya ilmu pengetahuan yang di dapat dari hasil belajar harus dimanfaatkan untuk menjawab berbagai permasalahan kehidupan. Bukan membiarkan nya mengisi otak tanpa arti.
D. Guru sebagai pribadi kunci         
Secara keseluruhan guru adalah figure yang menarik perhatian semua orang, entah dalam keluarga, dalam masyarakat atau di sekolah. Tidak ada seorang pun yang tidak mengenal figure guru. Hal ini di karenakan figure guru itu bermacam-macam.
     
Masyarakat melihat guru sebagai figure yang kharismatik kemuliaan seorang guru tercermin dari kepribadian sebagai manifestasi dari sikap dan perilaku dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sedikit cela dan nista dari pribadi guru, maka masyarakat akan mencaci habis-habisan dan hilanglah wibawa itu.
       
Di sekolah, figur guru merupakan pribadi kunci gurulah panutan utama bagi anak didik. Semua sikap dan perilaku guru akan dilihat, di dengar, dan ditiru olah anak didik.
Sebagai pribadi yang selalu di gugu dan di tiru, tidaklah berlebihan bila anak didik selalu mengharapkan figure guru yang senantiasa memperhatikan kepentingan mereka. Figure guru yang selalu memperhatikan kepentingan anak didik biasanya mendapatkan ekstra perhatian dari anak didik. Anak didik senang dengan sikap dan perilaku yang baik yang di perlihatkan oleh guru. Seperti di kutip oleh Syaiful Bahri Djamarah (1994:61), Frend W, Hart telah melakukan penelitian terhadap 3,725 orang anak didik HIG HTS School di Amerika Serikat. Dari hasil penelitiannya itu, dia menyimpulkan dengan mengemukakan 10 sikap yang baik dan di senangi anak didik sebagai berikut :
     
1.      Sikap menolong pekerjaan sekolah dan menerangkan pelajaran dengan jelas dan mendalam serta menggunakan contoh-contoh yang baik dalam mengajar.
2.      Periang dan gembira
3.      Bersikap bersahabat, merasa sebagai anggota dalam kelompok kelas
4.      Menaruh perhatian dan memahami anak didiknya
5.      Berusaha agar pekerjaan menarik
6.      Tegas, sanggup menguasai kelas dan dapat membangkitkan rasa hormat.
7.      Tidak ada yang lebih di senangi, tak pilih kasih
8.      Tidak suka mengomel, mencela, dan sarkastis.
9.      Anak didik benar-benar merasakan bahwa ia mendapatkan sesuatu dari guru
10.  Mempunyai pribadi yang dapat diambil contoh dari pihak anak didik dan masyarakat lingkungannya.
E. Guru sebagai pengajar dan pendidik      
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Unsur manusiawi lainnya adalah anak didik. Guru dan anak didik berada dalam suatu relasi kejiwaan, keduanya berada dalam proses interaksi edukatif dengan tugas dan peranan yang berbeda. Guru yang mengajar dan mendidik dan anak didik yang belajar dengan menerima bahan pelajaran dari guru di kelas. Oleh karena itu, walaupun mereka berlainan secara fisik dan mental, tetapi mereka tetap seiring dan setujuan untuk mencapai kebaikan akhlak, kebaikan moral, kebaikan hukum, kebaikan sosial dan sebagainya.
     
Semua norma tersebut di atas tidak akan pernah dimiliki oleh anak didik bila guru tidak mentransformasikan nya dengan kegiatan belajar mengajar. Mengajar adalah tugas guru untuk menuangkan sejumlah bahan pelajaran kedalam otak anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar, karenanya Withering ton (1986:1135) mengatakan bahwa teacher’s activity is o stimulate learning activity, teaching is not a routime process, it is original, inventive, creative. Mengajar adalah transfer of knowledge kepada anak didik. Mengajar selalu berlangsung dalam suatu kondisi yang di sengaja untuk diciptakan untuk mengantarkan anak didik kearah kemajuan dan kebaikan.
           
Guru adalah spiritual father bagi anak didik. Kemuliaan guru akan tercermin dalam kebaikan perilaku anak didik. Sekolah sebagai panti rehabilitasi anak merupakan laboratorium keilmuan bagi guru dalam mengajar dan membelajarkan anak didik dalam perspektif keilmuan. Di tempat ini anak didik belajar bebas terpimpin, aktif, kreatif, dan mandiri di bawah bimbingan dan pengawasan yang mulia dari guru.
2. Dampak Positif dan Negatif dari Akhlak Guru
Guru adalah orang yang dapat mentransfer ilmu yang dimilikinya baik itu disengaja maupn tidak disengaja oleh karena itu keberadaan guru di lingkungan sekolah memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan psikologis peserta didik. Guru yang memiliki akhlak baik akan disenangi dan dikagumioleh siswa sebaliknya guru yang akhlaknya kurang baik justru akan dibenci dan tidak sukai oleh siswa.
Dibawah ini ada beberapa dampak positif dan negatif dari pengaruh akhlak guru terhadap kepribadian siswa yaitu sebagai berikut :
a)      Dampak Positif Akhlak Guru Bagi siswa
1)      Siswa Dapat Termotivasi
Artinya guru yang memiliki akhlak yang baik maka akan memacu semangat belajar siswa dalam menggapai cita-cita yang dimilikinya.
2)      Prilaku Siswa Meniru Akhlak Guru
Guru yang akhlaknya mulia, sopan dan santun akan ditiru oleh peserta didiknya sehingga memberikan dampak yang baik bagi perkembangan akhlak peserta didik dalam kehidupannya
3)      Akhlak Guru Simbol Kepribadian Siswa
Siswa akan senantiasa meniru dan menagumi guru yang menjadi idamannya, oleh sebab itu akhlak guru yang baik dan mulia dapat menjadi simbol kepribadian bagi perkemmbangan peserta didik.
b)      Dampak Negatif Akhlak Guru Bagi Siswa
1)      Kehancuran Masa Depan Siswa
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa akhlak guru memiliki pengaruh bagi kepribadian siswa baik itu yang positif maupun negatif. Pengaruh negatif dari akhlak guru salah satunya adalah dapat menghancurkan masa depan siswanya karena prilaku siswa cenderung meniru gurunya maka siswa yang menirukan akhlak guru yang buruk akan memiliki perangai buruk bagi siswa dan itu menghancurkan masa depannya.
2)      Prestasi Siswa Menurun
Prestasi adalah hasil dari usaha belajar siswa yang dicapai. Biasanya siswa dapat termotivasi dengan adanya guru yang baik dan berakhlak mulia ntuk ters esemangat belajar namun sebaliknya jika gurunya galak dan memiliki akhlak yang krang baik siswa justru merasa takut sehingga mengakibatkan semangat belajarnya kurang dan hasilnya prestasi belajar siswa menurun.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan          
Setelah kita membahas tentang topik yang menjadi bahasan pada pembahasan dalam karya tulis ini, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut:
       
1.      Anak didik adalah subyek utama dalam pendidikan, dan guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Keduanya berada dalam proses interaksi, dengan tugas dan peranan yang berbeda.
2.      Setiap anak didik berbeda, perbedaan individual anak didik cukup banyak, yang semuanya merupakan ciri dan kepribadian anak didik sebagai individu.
3.      Figur guru merupakan pribadi kunci, karena guru panutan utama bagi anak didik.
4.      Guru sebagai pengajar dan pendidik, mengajar adalah tugas guru untuk menuangkan sejumlah bahan pelajaran kedalam otak anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar.
5.      Sebagai guru harus memiliki dan menguasai prinsip-prinsip mengajar dan selalu aktif-kreatif menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar.
Pengaruh Positif dan Negatif Akhlak Guru
Dampak Positif Akhlak Guru Bagi siswa
1)      Siswa Dapat Termotivasi
2)      Prilaku Siswa Meniru Akhlak Guru
3)      Akhlak Guru Simbol Kepribadian Siswa
Dampak Negatif Akhlak Guru Bagi Siswa
1)      Kehancuran Masa Depan Siswa
2)      Prestasi Siswa Menurun
B. Saran-Saran         
1.      Dengan adanya anak didik dan guru maka proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik, sehingga pembelajaran dan tujuan dari pendidikan tercapai.
2.      Saya harapkan kita sebagai calon pendidik bisa dan mampu menjadi seorang guru yang baik dan disenangi anak didik.
3.      Saya harapkan guru harus mempunyai prinsip-prinsip dalam mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Abror, Abdu. Rachman. Psikologi pendidikan Cet. IV Yogyakarta Tiara Wacana Yogya, 1993
2.      Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Cet I. Jakarta: Rineka Cipta 1991
3.      http://ahmadazhar.wordpress.com/2009/09/08/pengaruh-tingkah-laku-guru-dalam-pembentukan-akhlak-anak-didik/
  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar